Pelattih timnas Indonesia Indra Sjafri kurang setuju pesepakbola nyambi jadi polisi. |
REPUBLIK INDONESIA - Belakangan tengah ramai pemberitaan mengenai banyaknya pemain sepak bola Indonesia yang menjalani pendidikan kepolisian. Bahkan, beberapa di antaranya berlabel sebagai pemain timnas.
Disadur dari beberapa sumber, sedikitnya ada sembilan pemain yang rela meninggalkan timnya di tengah kompetisi Liga 1 yang sedang bergulir untuk menjalani pendidikan kepolisian tersebut.
Kesembilan pesepakbola tersebut antara lain Frengky Missa, Rabbani Tasnim Siddiq, Ginanjar Wahyu, Kakang Rudianto, Muhammad Fariz Maulana, Ananda Raehan, serta Muhammad Ferrari.
Keputusan untuk ikut pendidikan kepolisian itu membuat beberapa klub akhirnya harus kehilangan kekuatan dalam mengarungi kompetisi di awal musim ini.
Salah satunya adalah Persija Jakarta yang juga ikut merasakan krisis pemain karena ditinggal bek andalan mereka Ferrari.
Menanggapi fenomena ramainya pesepakbola rangkap jadi polisi, Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri mengaku kurang setuju terhadap hal itu.
Menurutnya, tidak seharusnya pemain profesional menentukan sikap. Bahwa jika ingin menjadi seorang profesional memang harus ada pengorbanan.
Indra juga mencontohkan jika dirinya pernah sampai harus keluar dari pekerjaannya di PT POS Indonesia demi mengukir prestasi di dunia sepak bola.
"Memang susah ya, maksudnya begini. Pemain mengambil sikap untuk masuk Polri, keputusan ini adalah antisipasi dia untuk masa depan," kata Indra Sjafri dikutip dari detikSport, Selasa (8/8/2023).
"Saya mohon maaf, tetapi sebenarnya kurang setuju kalau pemain profesional seperti ini. Saya saja berhenti dari PT Pos," imbuhnya.
Indra juga menambahkan, dirinya berkaca pengalaman selama menjalani dua profesi yang berbeda akan membuatnya merasa berat. Itulah mengapa akhirnya memilih 100 persen fokus di sepak bola yang kini kian membesarkan namanya.
"Saya tidak tahu nanti bagaimana kariernya setelah pemain itu masuk Kepolisian. Cuma dari pengalaman saya, tidak bisa memerankan dua karier, makannya saya berhenti dari PT Pos," tuturnya.
Kendati demikian, dirinya juga menghormati apapun keputusan setiap pemain yang memilih menyambung karir masa depan dengan bergabung sebagai anggota polisi.
Akan tetapi, lanjut Indra Sjafri, dari sepak bola saja sebenarnya sudah dapat menjamin masa depan si pemain selama dijalankan penuh dengan totalitas.
"Saya saja berhenti dari PT POS Indonesia. Apa lagi kurangnya industri sepak bola? Asal kita memang konsentrasi di sepak bola, benar-benar kerja keras, tidak ada keraguan sebenarnya," ujarnya.
"Saya sebagai orang yang bergerak di sepakbola profesional, jangan ada ketakutan untuk pemain-pemain yang benar-benar ingin berkonsentrasi di sepakbola," tegasnya.