GfMiGpWoGSO9BUM8BUOlGpC5BA==

Penghulu dan Penyuluh Pernikahan Bakal Ditugaskan Edukasi Bahaya Judi Online ke Calon Pengantin

Penghulu dan Penyuluh Pernikahan Bakal Ditugaskan Edukasi Bahaya Judi Online ke Calon Pengantin
Ilustrasi.

JAKARTA, REPUBLIK INDONESIA - Kepala Subdirektorat Bina Kepenghuluan Kemenag, Anwar Saadi, menekankan pentingnya menyisipkan materi pencegahan judi online dalam bimbingan dan penyuluhan agama kepada masyarakat.

Menurut Anwar, diperlukan instruksi khusus kepada penghulu dan Penyuluh Agama Islam di seluruh Indonesia untuk memasukkan materi tentang bahaya judi online dalam kegiatan Penyuluhan maupun Bimbingan Perkawinan.

"KUA telah memberi pembekalan Bimbingan Perkawinan pada calon pengantin. Salah satu materi umumnya adalah peran dan tanggung jawab suami dan istri, termasuk pembekalan menjaga keutuhan keluarga," ujarnya dikutip, Sabtu (22/6/2024).

"Namun, karena kasus judi online ini materi spesifik, ke depan, materi ini juga akan menjadi materi penting dalam Bimbingan Perkawinan," sambungnya.

Selain penghulu, materi ini juga harus menjadi bahan edukasi dan bimbingan kepada jamaah binaan Penyuluh Agama Islam di seluruh Indonesia.

Upaya ini merupakan bentuk dukungan terhadap Satgas Judi Online yang dibentuk pemerintah untuk menangani masalah darurat judi online.

Anwar menjelaskan, maraknya judi online menyebabkan kerusakan di berbagai lini kehidupan. Tidak hanya melanggar pidana, tetapi juga berakibat pada depresi, bunuh diri, KDRT, hingga perceraian rumah tangga.

"Banyak kasus perceraian karena dilatarbelakangi dampak perjudian. Keutuhan sebuah keluarga sangat diuji apabila ada anggota keluarga, terutama kepala keluarga, melakukan aktivitas perjudian. Selain buang waktu, merusak ekonomi keluarga, hingga berakibat pengabaian dan semena-mena terhadap keluarga," ulasnya.

Kepala KUA Teladan Nasional Pertama tahun 2008 ini menyatakan bahwa terminologi judi tidak ada yang positif.

Disebut memberikan kemenangan, yang didapat justru kekalahan, kemiskinan, konsumtif, serta menjadi salah satu penyebab orang terdorong mengadu nasib dengan berjudi.

"Bukan tanpa dasar, dari data konsultasi Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) serta KUA, banyak istri yang mengadukan suaminya terlibat judi online," kata dia.

"Akibatnya, tidak sedikit istri harus menanggung akibat perbuatan suaminya tersebut, hingga berhutang bahkan menggunakan jasa pinjaman online untuk menutupi kekurangan biaya sehari-hari. Problem ekonomi juga menyumbang turunnya angka nikah tiap tahun," sambungnya.

Anwar juga menyebutkan bahwa angka perkawinan menurun dalam tiga tahun terakhir ini. Biasanya, setiap tahun mencapai angka 2 juta peristiwa nikah, namun pada tahun 2023 turun 25 persen, hanya mencapai 1,5 juta peristiwa nikah

"Masyarakat mulai menunda menikah karena kondisi ekonomi yang menyebabkan rasa khawatir untuk membangun rumah tangga," ujarnya.

Oleh karena itu, Kemenag meminta kepada seluruh penghulu dan penyuluh untuk mengampanyekan dan memberikan bimbingan penguatan keluarga, serta menghindari perilaku yang dapat merugikan keluarga, seperti judi online.

Belakangan kasus judi online kian meningkat di berbagai lapisan masyarakat, namun mayoritas berasal dari masyarakat kelas menengah ke bawah.

Mereka tak segan mengeluarkan uang hanya demi memenuhi ambisi bermain judi macam slot online, alexistogel, maupun yang berkedok permainan seperti Higgs Domino.

Oleh sebab itu, masyarakat diminta untuk lebih melek literasi keuangan dengan tidak menghamburkannya untuk bermain judi online.

***
Dapatkan berita Republik Indonesia terkini viral 2025, trending terbaru, serta terpopuler hari ini dari media online RepublikIndonesia.net melalui platform Google News.

Ketik kata kunci lalu Enter