 |
| Inovasi keuangan digital (Dok. Ist) |
RepublikIndonesia.net - Dalam lima tahun terakhir, sektor Inovasi Keuangan Digital (IKD) di Indonesia telah berkembang pesat.
Pemerintah perlu beradaptasi untuk memanfaatkan potensi keuangan digital sekaligus mengelola risikonya.
Hal ini termasuk mengikuti perkembangan Inovasi Teknologi Sektor Keuangan (ITSK) yang dapat meningkatkan efisiensi serta inklusi di layanan keuangan.
Dengan adanya UU P2SK, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kini bertanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi aset digital serta melindungi konsumen.
Regulasi yang jelas diharapkan bisa memberikan arahan bagi perkembangan ITSK dan aset digital, termasuk kripto dan non-fungible token (NFT).
OJK juga telah meluncurkan aplikasi SPRINT (Sistem Perizinan dan Registrasi Terintegrasi) untuk mempermudah proses perizinan bagi penyelenggara inovasi teknologi keuangan.
Hasan Fawzi, Kepala Eksekutif Pengawas di OJK, menjelaskan bahwa aplikasi ini mempermudah pengajuan permohonan untuk regulatory sandbox dan pendaftaran penyelenggara.
Upaya OJK dalam membangun ekosistem kripto telah meningkatkan kepercayaan masyarakat dan berpengaruh positif pada volume perdagangan kripto di Indonesia.
Indodax menjadi exchange kripto terbesar dengan volume perdagangan mencapai US$14.231.209 dalam 24 jam terakhir, diikuti oleh exchange lain dengan volume US$10.616.385 menurut CoinGecko.
CEO Indodax, Oscar Darmawan, mengucapkan terima kasih kepada pengguna dan berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan. Indodax fokus pada keamanan dana dan informasi pengguna serta terus memperbarui teknologi dan sistem keamanan.
“Kami akan terus berupaya untuk meningkatkan layanan dan memberikan pengalaman terbaik bagi para pengguna,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (22/7)
Selain itu, Indodax aktif dalam edukasi dan peningkatan literasi keuangan digital di Indonesia, menawarkan fitur-fitur seperti ‘Earn (staking)’ dan ‘Investasi Rutin’ untuk memenuhi kebutuhan investor dan trader kripto.
