GfMiGpWoGSO9BUM8BUOlGpC5BA==

Cara Mengurangi Konsumsi Makanan dan Minuman Manis pada Anak

Cara Mengurangi Konsumsi Makanan dan Minuman Manis pada Anak
Ilustrasi.

REPUBLIKINDONESIA.NET - Mengurangi konsumsi gula pada anak adalah salah satu langkah penting dalam menjaga kesehatannya. Namun, hal ini tidak dapat dilakukan secara instan, melainkan membutuhkan strategi bertahap yang dapat diterapkan oleh orang tua.

Guru besar bidang gizi masyarakat dan sumberdaya keluarga dari Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, mengungkapkan pentingnya pendekatan yang perlahan dalam mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis pada anak.

Menurut Prof. Ali, perubahan pola makan, terutama yang berkaitan dengan asupan gula, perlu dilakukan secara perlahan agar anak dapat beradaptasi dengan lebih baik.

Mengurangi asupan gula secara drastis pada anak yang sudah terbiasa dengan makanan manis dapat menyebabkan dampak emosional yang negatif.

"Pengurangan konsumsi gula tentu dilakukan secara bertahap," ungkap Prof. Ali saat dihubungi oleh ANTARA dari Jakarta, Senin.

Anak yang terbiasa mengonsumsi makanan atau minuman manis cenderung mengalami tantrum atau perubahan emosi yang tiba-tiba jika asupan gula mereka dikurangi secara mendadak.

Hal ini terjadi karena gula mempengaruhi tingkat energi dan suasana hati anak. Ketika asupan gula tiba-tiba berkurang, anak bisa merasa tidak nyaman, gelisah, dan lebih mudah marah.

Prof. Ali menekankan bahwa pengurangan konsumsi gula pada anak sebaiknya dilakukan dengan cara yang memungkinkan anak untuk beradaptasi secara alami.

Dengan mengurangi takaran gula secara bertahap, anak akan lebih mudah menyesuaikan diri tanpa mengalami stres berlebihan yang dapat mempengaruhi suasana hati dan kesehatan emosionalnya.

Ia menyarankan orang tua untuk mengurangi jumlah gula yang digunakan dalam minuman anak sedikit demi sedikit. Selain itu, ketika membeli minuman dalam kemasan, orang tua disarankan untuk memilih produk yang mengandung gula lebih rendah.

"Kalau orang tua yang membuat minuman manis itu, maka bisa mengurangi gula dalam minuman anak. Tapi, untuk minuman kemasan, coba pilih yang less sugar," tambahnya.

Selain mengurangi takaran gula pada makanan dan minuman, kebiasaan orang tua dalam mengonsumsi makanan manis juga berpengaruh besar pada pola makan anak.

Anak cenderung meniru kebiasaan orang tua, terutama ibu, dalam hal pola makan. Oleh karena itu, orang tua perlu melek gizi dan menjadi panutan yang baik bagi anak-anak mereka.

"Edukasi gizi di tingkat rumah tangga perlu, dan ibu menjadi panutan utama anak, sehingga seorang ibu dianjurkan melek gizi," kata Prof. Ali.

Dengan meningkatnya pengetahuan orang tua tentang gizi, mereka dapat memberikan contoh yang baik dalam menerapkan pola makan sehat di rumah.

Salah satu langkah yang bisa diambil adalah membatasi penggunaan gula dalam makanan sehari-hari dan memastikan bahwa asupan gula anak tidak melebihi batas yang direkomendasikan.

Menurut Prof. Ali, anak usia sekolah sebaiknya hanya mengonsumsi gula maksimal 25 gram per hari. Jumlah ini merupakan batas yang direkomendasikan untuk menjaga kesehatan anak dan mengurangi risiko penyakit terkait konsumsi gula berlebih, seperti obesitas dan diabetes.

"Asupan gula proporsional anak usia sekolah itu sekitar 25 gram per hari. Ini bisa dilihat berapa gram belanja gula per bulan di rumah tangga, dibagi jumlah anggota rumah tangga. Kalau makanan kemasan bisa dilihat di label gizi," jelasnya.

Konsumsi gula berlebih pada anak tidak hanya mempengaruhi suasana hati dan energi, tetapi juga berdampak pada kesehatan jangka panjang. Data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menunjukkan bahwa kasus diabetes tipe 1 pada anak usia 12 hingga 18 tahun mengalami peningkatan signifikan.

Mengutip data Pafibekasi.org, dalam rentang waktu dari 2010 hingga 2023, kenaikannya mencapai 70 persen. Hal ini menjadi perhatian serius karena diabetes pada usia muda dapat berdampak pada kualitas hidup anak di masa mendatang.

Orang tua memiliki peran penting dalam memantau dan mengatur asupan gula anak. Dengan melakukan langkah-langkah pengurangan gula secara bertahap dan meningkatkan pengetahuan tentang gizi, diharapkan angka konsumsi gula berlebih pada anak bisa ditekan, sehingga risiko penyakit seperti diabetes juga dapat dikurangi.

Advertisement
Advertisement
Dapatkan berita Republik Indonesia terkini viral 2024, trending terbaru, serta terpopuler hari ini dari media online RepublikIndonesia.net melalui platform Google News.

Ketik kata kunci lalu Enter

close