BERITA UPDATE
ADVERTISEMENT

Reog Ponorogo Resmi Diakui UNESCO, Khofifah Indar Parawansa Bangga dan Bersyukur

Reog Ponorogo Resmi Diakui UNESCO, Khofifah Indar Parawansa Bangga dan Bersyukur
Gubernur Jawa Timur 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa (tengah) berfoto bersama Reog Ponorogo. (Dok. ANTARA)

REPUBLIKINDONESIA.NET - Kesenian Reog Ponorogo, salah satu warisan budaya Indonesia yang ikonik, kini resmi tercatat dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda (WBTb) UNESCO, khususnya dalam kategori In Need of Urgent Safeguarding. Penetapan ini dilakukan pada Sidang ke-19 "Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage" di Asunción, Paraguay, pada 3 Desember 2024.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya atas pengakuan internasional ini.

"Alhamdulillah, penetapan ini menjadi bukti bahwa Reog Ponorogo merupakan kesenian asli dari Indonesia, asli dari Ponorogo, Jatim, yang kaya akan filosofi, tradisi, dan sejarah. Karena sejatinya bila kesenian reog ini dimainkan di manapun, di luar negeri pun, namanya akan tetap Reog Ponorogo," ujar Khofifah di Surabaya, Kamis (5/12/2024).

Khofifah menjelaskan bahwa status baru ini memberikan perlindungan internasional bagi Reog Ponorogo. Dengan demikian, kesenian ini diakui sebagai milik Indonesia secara resmi dan tidak dapat diklaim oleh negara lain.

"Penetapan ini merupakan hasil dari upaya panjang masyarakat, seniman, dan pemerintah dalam melestarikan dan mempromosikan seni ini di tingkat global. Karena sebelumnya, Reog Ponorogo telah tercatat sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Mendikbud RI pada tahun 2013," tambahnya.

Gubernur Khofifah juga menegaskan pentingnya menjaga kesinambungan tradisi Reog Ponorogo, terutama melalui regenerasi seniman dan pelibatan generasi muda dalam melestarikan seni budaya ini.

"Yang tidak kalah penting adalah bagaimana menjaga regenerasi Reog Ponorogo ke depannya. Bagaimana kita mengenalkan reog ini kepada generasi muda. Baik melalui sekolah, sanggar seni, maupun komunitas-komunitas budaya lebih luas lagi. Saat ini regenerasi telah berjalan sangat baik, sanggar-sanggar juga banyak berdiri sehingga keberlanjutannya harus dijaga dan ditingkatkan," jelasnya.

Selain menjaga keaslian tradisi, promosi Reog Ponorogo di tingkat internasional juga diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi pariwisata dan ekonomi masyarakat Jawa Timur.

"Termasuk bagaimana terus mempromosikan Reog Ponorogo ke tingkat global. Dengan dukungan promosi yang terintegrasi dan pengelolaan yang baik, maka akan memberikan dampak luar biasa bagi pariwisata Jatim," ujar Khofifah.

Gubernur Jawa Timur optimistis bahwa pencapaian ini akan memperkuat posisi Reog Ponorogo sebagai ikon budaya yang tidak hanya dihormati di dalam negeri, tetapi juga diakui secara global. "Sehingga hal ini akan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat," tutupnya.

Dengan pencatatan ini, Reog Ponorogo tidak hanya menjadi simbol kebanggaan masyarakat Ponorogo, tetapi juga bagian dari identitas Indonesia di mata dunia.

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT